Sabtu, 02 Januari 2016

Hal-hal yang harus di perhatikan sebelum memulai usaha

Sekarang ini kita bisa melihat banyak sekali peluang usaha yang ada di sekitar kita, baik itu pure bisnis online ataupun bisnis offline yang sudah go online. Namun, banyaknya peluang bisnis tidak serta merta membuat kita dapat dengan mudah memilih dan menjalankan usaha yang kita inginkan.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dan pertimbangkan sebelum memutuskan untuk memilih dan menjalankan sebuah usaha. Berikut ini ulasannya:
1. Lihat situasi pasar (lokasi bisnis)
Lokasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam hal membuka usaha. Lakukan analisis kebutuhan di suatu tempat atau area, dengan melihat situasi pasar bisa ditentukan jenis usaha apa yang ingin di buka. Ada usaha yang cocok dibuka disuatu tempat / area, tetapi tidak cocok di tempat lainnya. Misalnya, mahasiswa biasanya membutuhkan tempat fotocopy atau rental komputer, maka tempatnya pun harus mendekati universitas atau kos-kosan mahasiswa. Sedangkan kalau mau buka usaha tokokelontong lebih cocok disekitar perumahan atau pemukiman penduduk. Lihat kondisi daerah yang anda bidik, ramai atau tidak, potensinya, dan rencana pengembangan daerah itu kedepannya, karena hal itu berhubungan dengan maju mundurnya bisnis anda di masa depan.
Jika harga sewa suatu lokasi lumayan mahal dan tak terjangkau, bisa mencoba memulai usaha dari rumah sendiri terlabih dahulu, misalnya menyulap garasi menjadi tempat usaha. Coba jika anda berjalan-jalan, lihatlah saat ini di depan rumah-rumah orang sudah banyak yang berjualan, ada yang berjualan voucher handphone, casing, hp second, ada yang berjulan nasi uduk, ada yang berjualan barang kelontong (aneka keperluan rumah tangga dan bahan pokok), pisang goreng, sampai ayam goreng crispy. Kelebihan membuka usaha dari rumah adalah sewa tempat menjadi “Gratis“, dan untuk penerangan malam hari tinggal diambil dari listrik rumah.
2. Modal
Ini yang paling yang harus disiapkan. Modal awal bisa berasal dari gaji yang disisihkan atau sumber lain. Bagaimana jika tidak punya modal sama sekali? jika tidak punya dana cash sama sekali, coba jadi “broker” terlebih dahulu, misalnya menjadi freelance marketer produk orang lain, dari komisi yang didapatkan dikumpulkan sedikit demi sedikit sehingga tercapai modal yang cukup untuk memulai usaha. Jadi diperlukan sikap disiplin menyisihkan penghasilan untuk modal usaha. Bisa juga (kalau terpaksa) meminjam ke sanak saudara, karena biasanya saudara sudah saling mengenal sehingga sudah ada rasa kepercayaan terhadap kita, sehingga mereka rela meminjamkan kita modal dengan bunga yang kecil. Usahakan minimal dana yang dimiliki sendiri 50% dari total modal yang dibutuhkan dan ingat perjanjian kapan pengembaliannya atau mencicil utang tersebut. Jangan sampai hubugan persaudaraan retak karena masalah hutang-piutang yang tidak beres.
Alternatif sumber modal yang lain adalah mengajak teman atau saudara untuk menanamkan modalnya pada usaha yang hendak dirintis. Atau bisa juga bikin usahapatungan, dengan modal dalam persentase tertentu. Misalnya rencana membuka toko baju dengan modal awal 10 juta (udah termasuk sewa tempat, peralatan dan barang modal), kalau buka sendiri memang berat, tapi kalau rencana ini bisa dishare ke saudara atau teman lain, misalnya ngajak 3 orang lagi untuk patungan, jadi total 4 orang yang bersama-sama membuka usaha, otomatis masing-masing cuma setor 2,5 juta, dan tentu lebih ringan.
3. Strategi bisnis & Promosi
Jika modal sudah disiapkan, dan lokasi sudah didapatkan, mulailah pelajari strategi bisnisnya. Dari bagaimana cara memperoleh penjualan yang bagus, cara mengelola usahanya, arus cash dan lain sebagainya, pendek kata bagaimana caranya supaya bisnis tersebut bisa berkembang dan maju. Katahui produk anda kapan permintaan konsumen banyak, dan kapan sepi, hal ini perlu disiapkan, karena berhubungan dengan pengelolaan keuangannya.
Langkah awal adalah memasang spanduk di depan toko, mencetak dan menyebarkan brosur, memasang banner di depan toko. Dalam melayani pelanggan harus ramah, dan penuhi kebutuhan pelanggan lebih dari apa yang dia harapkan, supaya lain kali dia membeli di toko kita, buka di tempat pesaing.
Selain itu, faktor promosi harus benar-benar diperhatikan, karena kadang-kadang kegiatan promosi dihilangkan saat roda bisnis sedang lesu dengan alasan tidak ada dana. Karena, promosi usaha dalam bentuk apapun jangan sampai terhenti dalam jangka waktu yang lama, karena bisa-bisa customer lupa akan usaha kita. Jika kita berpromosi secara rutin, orang akan selalu ingat kepada usaha , produk dan jasa kita, bahkan tertanam di alam bawah sadarnya informasi tentang bisnis kita. Promosi yang terus-menerus akan berdampak pada terjadinya penjualan.
Bila usaha sedang seret, tetaplah berpromosi, cuma usahakan mencari cara-cara promosi yang lebih efektif tapi lebih efisien dan mengena sasaran pelanggan kita. Kadang memang harus berkorban terlebih dahulu jika pemasukan minim tapi biaya promosi selalu keluar. Kalau kondisi ekonomi lagi buruk dan kita berhenti berpromosi, bisa-bisa kita dianggap sudah gulung tikar oleh pelanggan kita.
4. Keberanian mengambil resiko
Menjadi entrepreneur itu resikonya besar!”. Ya … memang berisiko, tapi perlu diingat bahwa peluang incomenya juga lebih basar daripada sekedar menjadi karyawan biasa yang mengharapkan gaji bulanan yang jumlahnya di batasi. Di dalam dunia wirausaha, resiko kerugian sangat terbentang lebar, tetapi semua bisa diatasi dengan kehati-hatian dalam mengambil keputusan, kejelian, inovasi produk dan kreativitas dalam pemasaran.
5. Menjalin jaringan bisnis
Penting sekali untuk menjalin relasi atau jaringan bisnis seluas-luasnya. Ketahui setiap rekan bisnis, produk dan jasa apa yang mereka miliki, siapa tahu bisa bersinergi dengan anda. Rekan sesama pebisnis juga dapat saling memberi saran jika mengalami kesulitan dalam berbisnis.les komputer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar