Senin, 04 Januari 2016

Faktor penyebab Stres dan cara Menanganinya



Stres adalah respon normal terhadap berbagai keadaan yang harus dihadapi dalam hidup, situasi yang mengharuskan kita bertindak, menyesuaikan, serta menjaga segala sesuatu tetap seimbang. Stres merupakan reaksi fisik dan psikologi yang normal terhadap banyak ‘tuntutan’ dan tekanan hidup yang selalu berubah dan tidak pernah berakhir. Karena stres merupakan reaksi yang normal, maka setiap orang pasti akan mengalaminya, baik itu orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak.

Ketika otak menghadapi sebuah situasi (tekanan, keadaan, tuntutan, atau apapun istilah yang anda gunakan), maka otak akan memberikan tanda kepada tubuh agar melepaskan banyak hormon, untuk memberikan tenaga atau energi kepada tubuh untuk bertindak menghadapi situasi tersebut. Ketika situasi tersebut telah berlalu, maka tubuh akan kembali pada kondisi rileks.

Secara umum, faktor penyebab stres meliputi:

  • Ancaman.

Persepsi tentang adanya ancaman membuat seseorang merasa stres, baik ancaman fisik, sosial, finansial, maupun ancaman lainnya. Keadaan akan menjadi buruk bila orang yang mempersepsikan tentang adanya ancaman ini merasa bahwa dirinya tidak dapat melakukan tindakan apa pun yang akan bisa mengurangi ancaman tersebut.

  • Ketakutan

Ancaman bisa menimbulkan ketakutan. Ketakutan membuat orang membayangkan akan terjadinya akibat yang tidak menyenangkan, dan hal ini membuat orang menjadi stres.

  • Ketidakpastian

Saat kita merasa tidak yakin tentang sesuatu, maka kita akan sulit membuat prediksi. Akibatnya kita merasa tidak akan dapat mengendalikan situasi. Perasaan tidak mampu mengendalikan situasi akan menimbulkan ketakutan. Rasa takut menyebabkan kita merasa stres.

  • Disonansi kognitif

Bila ada kesenjangan antara apa yang kita lakukan dengan apa yang kita pikirkan, maka dikatakan bahwa kita mengalami disonansi kognitif, dan hal ini akan dirasakan sebagai stres. Sebagai contoh, bila kita merasa bahwa kita adalah orang yang baik, namun ternyata menyakiti hati orang lain, maka kita akan mengalami disonansi dan merasa stres. Disonansi kognitif juga terjadi bila kita tidak dapat menjaga komitmen. Kita yakin bahwa diri kita jujur dan tepat janji, namun adakalanya situasi/lingkungan tidak mendukung kita untuk jujur atau tepat janji. Hal ini akan membuat kita merasa stres karena kita terancam dengan sebutan tidak jujur atau tidak mampu menepati janji.

Berikut beberapa cara menangani stres:

Seseorang tidak dapat berada dalam kondisi stres terlalu lama, karena tubuh juga memerlukan kondisi rileks. Kondisi rileks akan menyegarkan tubuh, fisik maupun psikis, sehingga tubuh lebih siap menghadapi berbagai situasi. Kondisi stres berkepanjangan, selain dapat memperburuk respon seseorang, juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan berkontribusi negatif terhadap kesehatan.

Poin utama dari menangani stres adalah mengangkat atau meringankan keadaan stres tersebut. Tujuannya adalah agar seseorang dapat menghadapi situasi dalam keadaan yang lebih tenang dan rileks, yang dapat meningkatkan kualitas respon seseorang.

Banyak metode yang dapat dilakukan untuk menangani stres, salah satunya adalah dengan melakukan teknik relaksasi, yang berguna untuk menghilangkan stres. Membuat tubuh menjadi rileks dan menghilangkan stres adalah langkah pertama yang umum dilakukan. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengenali situasi-situasi apa saja yang menyebabkan stres dan membuat strategi untuk menghadapi situasi tersebut dengan tepat. private komputer

1 komentar: